Metode Penelitian Komunikasi Semiotika
Semiotika merupakan istilah yang berasal dari kata
Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau sign dalam bahasa
Inggris itu adalah ‘ilmu yang mempelajari sistem tanda ‘ seperti: bahasa, kode,
sinyal, dan sebagainya.
Tanda-tanda adalah basis dari seluruh komunikasi
(littlejhon:1996). Manusia dengan perantaraan tanda-tanda, dapat melakukan
komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal bisa dikomunikasikan di dunia ini.
Secara umum, semiotik didefinisikan sebagai berikut. Semiotics
is usually defined as a general philosophical theory dealing with the
production of signs and symbols as part of code systems which are used to
communicate information. Semiotics includes visual and verbal as well as
tactile and olfactory signs (all signs or signals which are accessible to and
can be perceived by all our senses) as they form code systems which
systematically communicate information or massages in literary every field of
human behaviour and enterprise. “Semiotik biasanya didefinisikan sebagai
teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan
simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk
mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal
serta tactile dan olfactory [semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa
diterima oleh seluruh indera yang kita miliki] ketika tanda-tanda tersebut
membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan
secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia”.
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk
mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya
berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama
manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak
mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).
Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampur adukkan dengan
mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak
hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi,
tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.
SEMIOTIKA KOMUNIKASI
Tanda-tanda tersebut kemudian dimaknai sebagai wujud dalam
memahami kehidupan. Manusia melalui kemampuan akalnya berupaya berinteraksi
dengan menggunakan tanda sebagai alat untuk berbagai tujuan, salah satu tujuan
tersebut adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain sebagai bentuk adaptasi
dengan lingkungan.
Komunikasi bukan hanya sebagai proses, melainkan komunikasi
sebagai pembangkitan makna (the generation of meaning) . Ketika kita
berkomunikasi dengan orang lain, setidaknya orang lain tersebut memahami maksud
pesan kita, kurang lebih secara tepat. Supaya komunikasi dapat terlaksana, maka
kita harus membuat pesan dalam bentuk tanda (bahasa, kata). Pesan-pesan yang
kita buat, medorong orang lain untuk menciptakan makna untuk dirinya sendiri
yang terkait dalam beberapa hal dengan makna yang kita buat dalam pesan kita.
Semakin banyak kita berbagi kode yang sama, makin banyak kita menggunakan sistim
tanda yang sama, maka makin dekatlah “makna” kita dengan orang tersebut atas
pesan yang datang pada masing-masing kita dengan orang lain tersebut.
Semiotika yang merupakan bidang studi tentang tanda dan cara
tanda-tanda itu bekerja (dikatakan juga semiologi). Dalam memahami studi
tentang makna setidaknya terdapat tiga unsur utama yaitu :
Tanda, Acuan Tanda dan Penggunaan Tanda
Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi
indra kita. Tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, dan
bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga disebut tanda.
Contoh semiotika dalam kehidupan sehari-hari :
Mengacungkan jempol kepada kawan kita yang berprestasi.
Dalam hal ini, tanda mengacu sebagai pujian dari saya dan ini diakui seperti
itu baik oleh saya maupun teman saya yang berprestasi. Makna disampaikan dari
saya kepada teman yang berprestasi maka komunikasi pun berlangsung.
SEMIOTIKA SOSIAL
Semiotika sosial, adalah sebuah “pisau†yang bisa kita
gunakan untuk menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud
lambang, baik lambang yang berwujud kata maupun lambang yang berwujud kata dalam
kalimat (Alex Sobur, 2001). Selengkapnya sebagai berikut;
Dalam menggunakan semiotika sosial untuk menganalisis teks
media, ada tiga unsur yang menjadi pusat perhatian penafsiran teks secara
kontekstual. Diantaranya, pertama, medan wacana (field of discourse) : menunjuk
pada hal yang terjadi : apa yang dijadikan wacana oleh pelaku (media massa)
mengenai yang terjadi dilapangan peristiwa. Kedua, pelibat wacana (tenor of
discourse) menunjuk pada orang-orang yang dicantumkan dalam teks (berita) :
sifat orang-orang itu, kedudukan dan peranan mereka. Dengan kata lain, siapa
saja yang dikutip dan bagaimana sumber itu digambarkan sifatnya. Ketiga, sarana
wacana (mode of discourse) menunjuk pada bagian yang diperankan oleh bahasa :
bagaimana komunikator (media massa) menggunakan gaya bahasa untuk menggambarkan
medan (situasi) dan pelibat (orang-orang yang dikutip) ; apakah menggunakan
bahasa yang diperhalus atau hiperbolik, eufimistik atau vulgar.
Komentar
Posting Komentar